Masih tentang musik, tetapi bukan lagi tentang merekomendasikan lagu-lagu atau membahas makna lagu mendalam melainkan menceritakan pengalaman saya pertama kali beli album fisik lewat Bandcamp. Layaknya Spotify, Bandcamp merupakan salah satu platform streaming musik. Bedanya, bukan hanya mendengarkan musik, penggemar juga bisa beli album digital maupun fisik dan merchandise langsung dari musisi melalui Bandcamp dengan melakukan pembayaran via Paypal atau Visa. Keuntungannya, jika kamu beli album fisik, kamu juga akan mendapatkan album digitalnya. Album digital tersebut akan masuk ke koleksi dari musik-musik lain yang kamu beli di Bandcamp.

Album yang berhasil menarik minat saya adalah Marianne (2016) milik Tyler Burkhart. Biaya pengiriman dari Lancaster, Pennsylvania terbilang terjangkau, yang kemudian saya ketahui bahwa biaya pengiriman sebenarnya lebih besar dari yang tecatut di Bandcamp, sekitar 2x-nya. Entah ada penyubsidian dari Bandcamp/USPS atau tidak, saya tidak tahu.

Lalu berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga sampai ke Jakarta, Indonesia?

Saya melakukan pembayaran tanggal 17 Juli 2021 dengan Paypal yang terhubung dengan Jago (sebelumnya saya pakai Jenius untuk beli rilisan digital) dan dikirim oleh Tyler 20 Juli 2021. Konfirmasi pengiriman tersebut saya terima melalui surel dari Bandcamp dengan pemberitahuan bahwa paket akan diterima selambatnya 30 Agustus 2021. Surel yang saya terima tidak mencantumkan nomor resi dan mengingat kemungkinan adanya keterlambatan karena pandemi, saya memilih untuk menunggu saja.

Agustus berlalu hingga menjelang akhir September saya mulai bertanya-tanya di mana keberadaan paket saya. Saya kirim surel ke Tyler melalui Bandcamp, dibalas olehnya dan mengatakan bahwa dirinya juga tidak mendapatkan nomor resi karena layanan USPS yang dipakai adalah first class. First Class memiliki layanan yang termurah. Tentu, sebanding dengan masa pengiriman yang membutuhkan waktu lebih lama. Dengan begitu, dirinya meminta saya untuk memberitahu kapan saya melakukan pembelian untuk kemudian dicek kembali dan konfirmasi ke saya.

Belum sempat membalas Tyler namun beberapa hari kemudian dirinya kembali kirim surel ke saya mengatakan bahwa alamat saya ternyata tidak ditemukan hingga paket dikembalikan ke pengirim. Setelah mengirimkan beberapa rincian, Tyler kembali mengirim paket saya dan kali ini, surel yang saya terima dari Bandcamp tertera nomor resi. Mungkin karena alamat yang saya beri kedua kali itu bisa dideteksi? Hahaha.

Tyler mengirim kembali paket saya tanggal 1 Oktober 2021. Berkelana dari Lancaster, Jersey City, Jamaica Ny, New York, Dubai hingga tiba di Jakarta pada 12 Oktober 2021. Tidak butuh waktu lama, ya, ternyata? Setelah dilakukan pengecekan oleh Bea Cukai dan dialihkan menggunakan ekspedisi Pos Indonesia, paket tiba di tangan saya tanggal 23 Oktober 2021. Dengan layanan Bea Cukai dan Pos Indonesia, untuk paket saya yang terbilang kecil yaitu hanya sebesar CD musik, saya dikenakan biaya lagi sebesar 57.000 rupiah yang bisa dibayarkan dengan langsung datang ke Pos Indonesia di mana paket kamu berada atau dengan membayarkannya melalui petugas Pos yang mengirim paketmu ke rumah. :)

Bagaimana denganmu? Apa kamu juga pernah beli album lewat Bandcamp? Kalau iya, cerita dong, ya, di kolom komentar! Hihihi. Semoga ceritaku membantu. ^^

Mendengarkan musik bisa jadi sebuah terapi yang melegakan bagi sebagian orang, setidaknya hal itu berlaku untuk saya. Memasuki bulan Maret, bulan kesukaan saya dan seperti biasa saya akan merekomendasikan musik-musik yang kiranya perlu kamu dengar!

Ditulis sebelum membuat dad sports, vokalis Miguel Plante mengaku lagu ini adalah ungkapannya yang merasa cemas dalam pencarian jati dirinya sebagai musisi. Dengan ketukan yang lincah bahkan sejak detik lagu ini dimainkan, membuat nvrs again begitu adiktif.

source: https://inlovewithaghost.bandcamp.com/

Bermain dengan nada-nada hingga menghasilkan suara-suara yang unik nampaknya memang hal yang begitu disukai oleh musisi asal Paris, Prancis ini. Perasaan yang timbul sebab interpretasi pendengar akan musik-musik instrumental memang jadi dan hanya jadi urusan masing-masing. Kita bisa bicarain hal ini lebih lanjut sembari menyuruput kopi, mungkin?

Vokal Chloe yang lembut dan girly diiringi dengan ketukan ringan yang utuh dan konstan nyatanya mampu mengajak saya bersenandung selagi mengentak-entakkan kaki ringan mengikuti temponya. Orisinal dari lagu ini adalah milik musisi Fleetwood Mac yang hit pada tahun 1977.

Mari akui bahwa judul lagu ini adalah alasan yang membuat lagu ini menarik untuk didengar, setidaknya itu berlaku untuk saya. Hahaha. I really wanna slam my head against the wall.

Meramu musik tepat sebelum pandemi, tak butuh waktu lama bagi glaive untuk menemukan ciri musiknya di pop, dan nyatanya telah berhasil memberi glaive banyak perhatian di usianya yang ke-16. Perhatian itu datang dari salah satu musisi kesukaannya, Avril Lavigne.

Mendengar kembali "God I Hope This Year Better Than The Last" oleh SYML yang pernah saya rekomendasi 2 tahun lalu nyatanya terasa berbeda kali ini. Saya harap tahun ini menjadi tahun yang menyenangkan. Memulai tahun dengan semangat baru, harapan-harapan baik, dan tentu dengan lagu-lagu baru. Yaiy!

Kover album yang ditemui di koleksi foto lama miliknya ini nyatanya yang berhasil memikat saya untuk mendengar album "far from this world", begitu yang diakui musisi yang memiliki nama asli Thomas Howard. Dengan ketukan sonik dan riff gitar elektrik yang cukup nyaring dibalut efek vokal Thomas mampu memberi sensasi mengawang saat mendengarnya.

Completely forgot how I found this band, tapi saya cukup yakin jawabannya mengarah pada artikel yang menarik perhatian saya untuk baca begitu lagu ini rilis. Dan walaa... tanpa aba-aba intronya berhasil memantik semangat saya. Mendengarnya kali pertama, rasanya saat itu saya tidak peduli andai bagian setelahnya tidak begitu saya suka. Yang kemudian hal itu dipatahkan oleh band asal Inggris ini karena selagi lagu ini masih diputar, tetaplah asyik didengar.

"I Can't Leave My Room" dari Chevy, Nalba, dan Park Bird nyatanya belum mampu menggerakan hati saya untuk memasukkannya pada bagian ini, hingga melalui kanal Youtube 1-800-LOVE-U, saya mendengar "UWU", single yang dirilis tahun 2018 oleh penyanyi asal Australia ini. Hanya dengan perpaduan ukulele dan vokal Chevy yang lembut, UWU layaknya pemanis yang menemani hari-harimu yang tengah jatuh cinta.

Rasa takut dan frustrasi menjadi tema yang disuguhkan oleh musisi asal Brooklyn melalui lagu ini. Meski memfokuskan musiknya pada R&B, tidak menghalangi kemampuan Clay untuk mengeksplorasi gaya musiknya dengan berkolaborasi sebagai penulis lagu dan produser bersama musisi seperti John Mayer, Taylor Swift, dan Billie Eilish.

Tyler Burkhart lagi. Saya bahkan hampir mau mengganti bio Instagram saya dengan "Number 1 fan of Tyler Burkhart". Tentu hal paling kecil yang bisa saya lakukan untuk mendukung musiknya adalah dengan menuliskannya dan berharap orang-orang akan mendengarkan lagunya. Hanya dengan petikan gitar akustik diiringi ketukan cajon yang ringan berhasil memanjakan kuping saya setiap mendengarnya, terkadang membuat saya lupa bahwa lagu ini mengisahkan tentang cinta yang tak terbalas.

PSBB sudah diberlakukan kembali untuk wilayah Jakarta, nih. Semoga kebijakan kali ini bisa megurangi penyebaran, ya. Mungkin membantumu untuk gak bosan aktivitas di rumah, kamu bisa mendengarkan lagu-lagu berikut yang saya rekomendasi. Semoga suka. Sehat selalu untuk kita semua.

Bagi kamu yang tengah jenuh dengan kondisi saat ini dan mendengarkan musik jadi salah satu caramu untuk membangkitkan mood, tapi rasanya kamu juga mulai bosan dengan lagu-lagu di playlist-mu, atau barangkali butuh lagu yang kiranya bisa mewakili kondisimu, silakan coba dengar lagu-lagu yang saya rekomendasi, ya. Selain itu, saya berharap semoga kita diberi kesehatan dalam situasi seperti ini. Semoga kita masih bisa bertemu di tulisan-tulisan saya selanjutnya. Jaga kesehatan, semuanya. :)

Memiliki obsesi terhadap benda-beda miniatur menjadi ide awal dari nama proyek Mini Trees oleh Lexi Vega, penyanyi juga penulis lagu yang berbasis di LA, Amerika. Selepas merilis single pertamanya pada tahun 2018 diikuti dengan debut EP bertajuk Steady Me tahun 2019, Slip Away menjadi lagu yang mengawali eranya di tahun 2020. Sekaligus jadi judul dari EP teranyar yang dirilisnya akhir Mei 2020. Lexi mengaku pada wawancara dengan The Line of Best Fit, Slip Away layaknya dialog internal tentang perjuangannya dalam 'self-acceptance'. Meski begitu, lagu ini disajikan dengan ketukan-ketukan yang mampu membuat kakimu tergerak mengikuti iramanya, seperti yang juga terdengar di lagu lainnya, Dust, ditambah dengan vokal Lexi yang renyah, membuat Slip Away menyenangkan didengar.

Setelah buat geger penggemar dengan merilis ulang lagu-lagu dari 2 album lamanya, JoJo (2004) dan The High Road (2006) di akhir tahun 2018, tampaknya JoJo gak tinggal diam setelahnya. Awal Mei 2020, JoJo kembali merilis album terbarunya, good to know. Kembalinya JoJo dalam industri musik mendapat respon begitu hangat dari penggemar, juga musisi lain seperti Meghan Trainor dan Jesse McCartney. Gak heran mengingat JoJo sudah bermusik sejak usia 13 tahun.

Melepas album di tengah pandemi, membuat JoJo mempromosikan lagu-lagunya dari rumah. JoJo lebih dulu tampil di kanal Youtube MTV, menyanyikan lagu-lagu lama juga lagu Small Things yang belum resmi dirilis saat itu. JoJo gak pernah gagal mebuat pendengar takjub dengan vokalnya yang begitu kuat. Sebuah balada melankolis yang bercerita mengenai hal-hal kecil yang kerap kali mengingatkan kita pada seseorang. "What really kills me is all the small things."

Mengusung musik dengan nuansa dance-electro pop, disusul vokal perempuan dengan tone yang datar, dan pengulangan lirik yang beberapa kali terdengar pada lagu ini justru bikin 'Tell Me' begitu catchy didengar. Rilis pada akhir April 2020, lagu garapan NEIL FRANCES dan The Undercover Dream Lovers ini merupakan lagu cinta yang mengajak seseorang untuk lebih terbuka, juga bersedia berada di samping seseorang yang dicintainya.

Kalau kamu pengikut blog saya, barangkali sudah baca sedikit tulisan saya tentang band asal Orem, Utah ini di sini. Daydream merupakan single yang dirilis Maret 2020, juga sebagai pengenalan untuk era terbaru mereka, album Under My Influence, yang akan dirilis 12 Juni mendatang. [Info: perilisan album ditunda, baca selengkapnya di sini]. Melalui video musik yang ditulis dan diarahkan oleh salah satu personelnya, Alisa Ramirez, penonton seolah disuguhkan visual yang sedikitnya bernuansakan coming-of-age dengan sentuhan musik alternative-pop.

Tyler Burkhart merupakan seorang musisi berbasis di Lancaster, Pennsylvania yang merilis lagu-lagunya sendiri di beberapa platform musik salah satunya di Bandcamp. Ditulis di laman Facebook miliknya, Tyler mengaku lagu yang rilis pada Mei 2020 ini ditulis untuk orang terkasihnya, Abby, yang tengah mengejar mimpinya dan mengharuskan mereka menjalani hubungan jarak jauh.

Suaranya yang menenangkan, juga liriknya yang hangat dibalut dengan petikan gitar akustik ala musik rumahan menjadi hal yang dominan pada lagu ini. Lagu yang rasanya dibuat untuk menemani kamu sendirian di perjalanan pulang atau sekadar mendengar santai di malam hari.

Source: https://emmetheband.bandcamp.com/

Source:https://lonelygodd.bandcamp.com/

lagu ini awalnya punya durasi 1:08 menit, pun di soundcloud. hanya beda di youtube miliknya yg kemudian dirilis dengan durasi 2 menit. kl seneng sm lagu biasanya sy ulang2. jadi kalau sampai tengah mlm sy ga berhenti dgr, kira2 sy ulang hampir 300x.😋https://t.co/z1dG2zXg3d

— sifa fauziah (@sifaazh) January 27, 2020